Pada Artikel ini akan dibahas Terbentuknya Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia, Pelaksanaan Politik Etis,Timbulnya Elite Nasional, Latar Belakang Pembentukan Organisasi Pergerakan Nasional, Peranan Pers dalam Pergerakan Nasional.
Desakan ini menerima pertolongan dari pemerintah Belanda. Dalam pidato negara pada tahun 1901, Ratu Belanda, Wihelmina menyampaikan “Negeri Belanda mempunyai kewajiban untuk mengusahakan kemakmuran dari penduduk Hindia Belanda”.
Pidato tersebut menandai awal kebijakan memakmurkan Hindia Belanda yang dikenal sebagai Politik Etis atau Politik Balas Budi.
Dalam pendidikan tingkat menengah disediakan HBS (Hogere Burger School), MULO (Meer Uiterbreit Ondewijs), AMS (Algemene Middlebared School). Di samping itu ada beberapa sekolah kejuruan/keguruan ibarat Kweek School, Normal School.
Adapun untuk pendidikan tinggi, ada Pendidikan Tinggi Teknik (Koninklijk Institut or Hoger Technisch Ondewijs in Netherlands Indie), Sekolah Tinggi Hukum (Rechshool), dan Sekolah Tinggi Kedokteran yang berkembang semenjak dari Sekolah Dokter Jawa, Stovia, Nias, dan GHS (Geneeskundige Hooge School).
Pendidikan kesehatan (kedokteran tersebut di atas) yang semenjak 2 Januari 1849 semula lahir sebagai sekolah dokter Jawa, kemudian pada tahun 1875 diubah menjadi Ahli Kesehatan Bumi Putra (Inlaends Geneekundige). Dalam perkembangannya pada tahun 1902 menjadi Dokter Bumi Putra (Inlands Arts).
Sekolah ini diberi nama STOVIA (School Tot Opleideng Van Indische Artsen) kemudian pada tahun 1913 diubah menjadi NIAS (Netherlands Indische Artesen School). Dengan kemajuan di bidang pendidikan ini melahirkan golongan arif dan pintar yang mulai memikirkan usaha bangsa Indonesia dalam menghadapi penjajah.
Berdasarkan pengalaman tersebut, kaum terpelajar ingin berjuang dengan cara yang lebih modern yaitu memakai kekuatan organisasi. Pada tanggal 20 Mei 1908 kaum terpelajar mendirikan wadah usaha yang dikenal dengan Budi Utomo.
Lahirnya Budi Utomo ini kemudian diikuti oleh lahirnya organisasiorganisasi sosial, ekonomi, dan politik yang lain. Lahirnya organisasiorganisasi tersebut menandai lahirnya masa pergerakan nasional. Pergerakan nasional ini mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan pergerakan bangsa Indonesia sebelumnya.
Adapun laju pergerakan nasional Indonesia disebabkan oleh faktor dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Pers merupakan sarana yang sangat penting dalam menyebarluaskan informasi. Media pers yang berupa surat kabar dan majalah mempunyai andil yang besar di dalam menyebarluaskan bunyi nasionalisme (kebangsaan) Indonesia.
Baca Juga : Perkembangan Agama Katolik di Indonesia
Terbentuknya Kesadaran Nasional
1. Pelaksanaan Politik Etis
Perubahan politik di negeri Belanda membawa dampak bagi kebijakan pada negara-negara jajahan Belanda, termasuk Indonesia (Hindia Belanda). Golongan liberal di negeri Belanda yang menerima pertolongan yang besar dari kalangan masyarakat, mendesak pemerintah Belanda untuk meningkatkan kehidupan di wilayah jajahan. Salah satu penganut politik liberal ialah Van Deventer.Desakan ini menerima pertolongan dari pemerintah Belanda. Dalam pidato negara pada tahun 1901, Ratu Belanda, Wihelmina menyampaikan “Negeri Belanda mempunyai kewajiban untuk mengusahakan kemakmuran dari penduduk Hindia Belanda”.
Pidato tersebut menandai awal kebijakan memakmurkan Hindia Belanda yang dikenal sebagai Politik Etis atau Politik Balas Budi.
Adapun tujuan politik etis adalah:
- Edukasi: menyelenggarakan pendidikan.
- Irigasi: membangun sarana dan jaringan pengairan.
- Transmigrasi/imigrasi: mengorganisasi perpindahan penduduk.
2. Timbulnya Elite Nasional (Kaum Terpelajar Pribumi)
Salah satu dampak pelaksanaan Politik Etis ialah melahirkan golongan cerdik, lantaran berkat diselenggarakannya pendidikan (cendikiawan). Sekolah-sekolah yang ada pada waktu itu ialah HIS (Holands Inlandsche School) yang diperuntukkan bagi keturunan Indonesia orisinil yang berada pada golongan atas, sedangkan untuk golongan Indonesia orisinil dari kelas bawah disediakan sekolah kelas dua.Dalam pendidikan tingkat menengah disediakan HBS (Hogere Burger School), MULO (Meer Uiterbreit Ondewijs), AMS (Algemene Middlebared School). Di samping itu ada beberapa sekolah kejuruan/keguruan ibarat Kweek School, Normal School.
Pendidikan kesehatan (kedokteran tersebut di atas) yang semenjak 2 Januari 1849 semula lahir sebagai sekolah dokter Jawa, kemudian pada tahun 1875 diubah menjadi Ahli Kesehatan Bumi Putra (Inlaends Geneekundige). Dalam perkembangannya pada tahun 1902 menjadi Dokter Bumi Putra (Inlands Arts).
Sekolah ini diberi nama STOVIA (School Tot Opleideng Van Indische Artsen) kemudian pada tahun 1913 diubah menjadi NIAS (Netherlands Indische Artesen School). Dengan kemajuan di bidang pendidikan ini melahirkan golongan arif dan pintar yang mulai memikirkan usaha bangsa Indonesia dalam menghadapi penjajah.
3. Latar Belakang Pembentukan Organisasi Pergerakan Nasional
Sejak kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke wilayah Nusantara pada era ke-16, bangsa Indonesia telah mengadakan perlawanan. Namun segala bentuk perlawanan yang dilakukan tersebut selalu mengalami kegagalan.Adapun faktor penyebab gagalnya usaha bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah adalah:
- Perjuangan bersifat kedaerahan.
- Perlawanan tidak dilakukan secara serentak.
- Masih tergantung pimpinan (jika pemimpin tertangkap, perlawanan terhenti).
- Kalah dalam persenjataan.
- Belanda menerapkan politik memecah-belah (devide et impera).
Berdasarkan pengalaman tersebut, kaum terpelajar ingin berjuang dengan cara yang lebih modern yaitu memakai kekuatan organisasi. Pada tanggal 20 Mei 1908 kaum terpelajar mendirikan wadah usaha yang dikenal dengan Budi Utomo.
Lahirnya Budi Utomo ini kemudian diikuti oleh lahirnya organisasiorganisasi sosial, ekonomi, dan politik yang lain. Lahirnya organisasiorganisasi tersebut menandai lahirnya masa pergerakan nasional. Pergerakan nasional ini mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan pergerakan bangsa Indonesia sebelumnya.
Pergerakan nasional sehabis tahun 1908 mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
- Pergerakan bersifat kebangsaan (nasional).
- Pergerakan memakai sistem organisasi yang modern dan demokratis, serta tidak terpusat pada pimpinan.
- Pergerakan didirikan oleh kaum terpelajar yang mempunyai pandangan luas dan jauh ke depan.
- Bentuk usaha tidak bersifat fisik, melainkan gerak sosial, ekonomi, dan pendidikan.
Adapun laju pergerakan nasional Indonesia disebabkan oleh faktor dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
a. Faktor dari dalam negeri
Faktor-faktor yang mendorong pergerakan nasional yang muncul dari bangsa sendiri di antaranya adalah:- penderitaan yang berkepanjangan,
- lahirnya golongan cendikiawan, dan
- kenangan kejayaan masa lampau yang pernah dialami bangsa Indonesia pada zaman Sriwijaya dan Majapahit.
b. Faktor dari luar negeri
Faktor yang kuat terhadap munculnya pergerakan nasional Indonesia yang berasal dari luar negeri adalah:- kemenangan Jepang atas Rusia 1905,
- kebangkitan nasional negara-negara tetangga ibarat India dan Filipina,
- pengaruh masuknya paham-paham gres ibarat nasionalisme dan demokrasi.
4. Peranan Pers dalam Pergerakan Nasional
Pergerakan nasional merupakan hal yang gres dalam sistem usaha bangsa dalam menghadapi penjajah. Hal yang gres tersebut tidak akan sanggup berkembang dan dimengerti oleh masyarakat luas tanpa adanya isu yang disebarluaskan di kalangan masyarakat umum.Pers merupakan sarana yang sangat penting dalam menyebarluaskan informasi. Media pers yang berupa surat kabar dan majalah mempunyai andil yang besar di dalam menyebarluaskan bunyi nasionalisme (kebangsaan) Indonesia.
Pers yang ada pada waktu itu antara lain:
- Darmo Kondo, dikelola oleh Budi Utomo.
- Oetoesan Hindia, dikelola oleh Sarekat Islam.
- Het Tijdschrift dan De Expres, yang diterbitkan Indische Partij. De Expres dipimpin oleh Dauwes Dekker (Dr. Danudirja Setyabudi), yaitu keturunan Indo Belanda yang mempunyai jiwa nasionalis Indonesia.
- Surat kabar Mataram. Surat kabar Mataram banyak menulis perihal pendidikan, seni, dan budaya penderitaan rakyat dan penindasan, serta perkembangan pergerakan nasional. Tokoh yang banyak menulis pada surat kabar Mataram yaitu Suwardi Suryaningrat.
- Majalah Hindia Putra. Majalah ini diterbitkan pada tahun 1916 oleh Indesche Vereeniging, yakni organisasi mahasiswa Indonesia di negara Belanda. Pada tahun 1924 Majalah Hindia Putra diubah namanya menjadi Indonesia Merdeka.
- Majalah Indonesia merdeka Majalah ini mempunyai tugas penting yaitu:
- Menyebarkan impian mencapai kemerdekaan.
- Memperkuat impian kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia.
Baca Juga : Perkembangan Agama Katolik di Indonesia