Beberapa waktu terakhir, perburuan terhadap trenggiling semakin meningkat. Padahal binatang pemalu ini termasuk binatang yang dilindungi undang-undang, tidak hanya di Indonesia tapi juga di negara lain. Hal ini karena binatang ini semakin menyudut jumlahnya baik oleh perburuan maupun kerusakan ekosistem. Salah satu alasan kenapa binatang unik ini diburu adalah sisiknya dipercaya bisa dijadikan obat. Namun cara mengolah sisik trenggiling menjadi obat tentunya harus dilakukan dengan membunuh binatang tersebut.
Hal inilah yang menjadi keresahan para aktivis lingkungan maupun pecinta hak-hak hewan. Khasiat sisik trenggiling mungkin memang benar, namun pun belum terbukti secara ilmiah. Sisik trenggiling disebut-sebut memiliki khasiat anti ejakulasi dini, anti inflamasi dan menyembuhkan luka dengan lebih cepat. Namun apakah hal itu harus dilakukan dengan membunuh binatang yang jumlahnya semakin terbatas di bumi tersebut? Apalagi orang juga mengkonsumsi daging trenggiling bahkan janin trenggiling sebagai obat maupun gaya hidup.
Apabila cara mengolah sisik trenggiling menjadi obat dengan cara membunuh binatang tersebut lalu menjemur sisiknya terus dilakukan maka tidak butuh waktu lama trenggiling akan punah. Manusia seharusnya mencari alternatif lain yang tidak kejam dan menyakiti binatang demi menjaga kesehatannya sendiri. Apalagi permintaan terhadap sisik trenggiling maupun daging trenggiling yang tinggi membuat perburuan terhadap binatang ini semakin meluas. Tidak hanya untuk kebutuhan dalam negeri tapi juga diekspor secara ilegal.
Ketimbang mempelajari cara membuat obat dari sisik trenggiling manusia seharusnya membuat riset-riset kesehatan lainnya dari berbagai tanaman atau pepohonan. Dengan demikian, manusia bisa merawat ekosistem agar tanaman-tanaman yang bermanfaat untuk kesehatan semakin dibudidayakan. Ketimbang membunuh hewan yang tak bersalah dengan kejam. Selain itu, pemerintah juga harus lebih tegas dan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menghentikan perburuan trenggiling dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai hal ini.
Sama halnya berbagai jenis binatang langka seperti gajah dan badak diburu untuk diambil gading dan culanya, begitu pun trenggiling. Binatang ini tak bisa hidup tanpa sisiknya. Sisik trenggiling secara alamiah diciptakan Tuhan sebagai alat untuk melindungi diri dari hewan predator yang memangsa trenggiling. Untuk menghadapi ancaman, trenggiling menggulung diri di balik sisiknya yang sangat kuat, sehingga hewan rapuh ini tak bisa disakiti dengan mudah.
Namun bagaimana trenggiling bisa menghadapi perburuan yang dilakukan manusia? Apalagi manusia semakin serakah dan mencari cara mengolah sisik trenggiling menjadi obat kuat, obat kejantanan dan sebagainya. Padahal masih banyak alternatif herbal lainnya yang lebih mudah, lebih aman, lebih praktis dan murah ketimbang memilih menyakiti dan membunuh binatang langka yang tidak bersalah tersebut. Dengan kerja sama berbagai pihak, semoga permintaan dan perburuan terhadap trenggiling untuk diambil sisik maupun dagingnya dapat menurun bahkan tidak ada lagi.