Sejarah Go-Jek Bagaimana Awalnya

Sejarah GO-Jek - Beberapa ketika kemudian GO-Jek menciptakan trending di dunia maya dan banyak pula diulas di media. Layanan yang relatif gres ini merupakan salah satu solusi jitu masyarakat yang ingin pergi ke suatu daerah namun terhalang dengan kemacetan parah yang mendera Jakarta dan kota-kota besar lain di Indonesia bila menggunkan mobil. Go-Jek merupakan jasa order ojek memakai aplikasi smartphone sebagai karya seorang Nadiem Makarim. Sejarah GO-Jek dimulai tahun 2010 dimana ketika itu untuk pertama kali Nadiem mengenalkan start up miliknya tersebut.

Nadiem Makarim, Brian Cu dan Michaelangelo Moran tercatat sebagai pendirinya. Sebelum membangun startup ini Nadiem sendiri berkarir di McKinsey sementara Brian Cu beraktifitas di BCG dan Michaelangelo Moran menjadi Web Interactive Designer lepas. Sesudah membuka layanan GO-Jek di tahun 2010 itu Nadiem dan Brian malah aktif di Rocket Internet untuk membesarkan Zalora. Secara resmi Nadiem masuk ke Zalora di tahun 2011 sementara Brian tahun 2019. Keduanya diminta Rocket Internet membuatkan Zalora Indonesia yang bergerak di bidang e-commerce khusus fesyen.
Jek menciptakan trending di dunia maya dan banyak pula diulas di media Sejarah GO-Jek Bagaimana Awalnya

Sejarah GO-Jek


Dua tahun berkiprah di Zalora Nadiem memutuskan keluar namun belum juga berfokus membesarkan startup GO-Jek-nya tersebut. Pada bulan April 2019 anak Pekalongan yang lulusan Harvard tersebut justru merapat ke Kartuku dan memegang posisi CEO. Di sana Nadiem hanya betah setahun untuk kemudian keluar dan kembali mengurusi GO-Jek. Sementara pendiri GO-Jek lainnya Brian Cu sehabis hengkang dari Zalora eksklusif menentukan bekerja di GrabTaxi tepatnya sejak bulan Juni 2019. Kini GrabTaxi yang juga mempunyai GrabBike merupakan kompetitor utama dari Go-Jek.

Sejarah GO-Jek berlanjut di 2019 ini yang mulai lagi ramai dibicarakan banyak orang terutama penduduk Jakarta. Jika pada permulaan kemunculannya pengguna harus memesan lewat telepon, ketika ini cukup membuka aplikasi yang terinstal di smartphone. Perkembangan GO-Jek sepertinya spektakuler di tahun ini. Aplikasi GO-Jek yang terpajang di toko aplikasi Play Store dan iOS telah diunduh 500 ribu kali lebih. Pengemudi ojek sebagai rekanannya pun telah mencapai 10 ribu orang yang ada di beberapa kota dimana terdapat layanan ini.

Setelah sekarang GO-Jek berkembang dengan pesat muncul saingan terutama dari kalangan tukang ojek biasa. Beberapa dari pengemudi GO-Jek ada yang mendapat perlakuan tak menyenangkan di jalan dari tukang ojek konvensional ini. Sang CEO, Nadiem Makarim menyikapi kasus tersebut menyatakan bila GO-jek tiba bukan untuk mematikan mata pencaharian tukang ojek konvensional, bahkan berusaha merangkul mereka untuk bergabung dan mendapat pendapatan yang lebih.

Go-Jek ialah tanggapan untuk para tukang ojek ke depannya dengan 2 visi utama. Pertama yakni menanggulangi problem pengangguran yang kian kronis. Go-Jek menunjukkan peluang kerja yang cukup terbuka lebar. Kedua membantu Pemda menyatukan setiap moda transportasi massal dengan Go-Jek. Go-Jek berperan sebagai feeder yang akan membawa penumpang dari rumah mereka ke halte atau terminal. Keberadaan Go-Jek pun berkontribusi ke pemerintah dengan pajak yang dibayarkannya. GO-Jek ialah yang pertama dari sektor angkutan ojek yang membayar pajak.

Berkat GO-Jek sekarang tak sedikit pelanggan yang mempunyai kendaraan beroda empat pribadi lebih menentukan memakai layanan Go-Jek dengan meninggalkan kendaraan beroda empat pribadinya di garasi. Kemacetan yang terjadi bergotong-royong muncul disebabkan lebar jalan yang sempit sementara ukuran kendaraan beroda empat besar. Dengan GO-Jek maka lambat laun para pengguna kendaraan pribadi akan beralih memakai sarana transportasi motor ini sebagai andalan ketika akan pergi ke suatu tempat.
LihatTutupKomentar